Kamis, 24 Maret 2011

Pesona Kisah Kita



Menilik kisahmu
Hasrat ku ingin bercerita
Mengungkap pesona
Tentangmu pada anganku

Ku gores tinta hitam
Merakit untaian sajak
Terungkap pesona
Tentangmu pada anganku


                                     Namun aku tak pandai berkata
                                     Layaknya sang pujangga
                                     Namun aku tak pandai berkata
                                     Layaknya penyair tua


Bahagia,
ku jadikannya angan
Remaja,
inilah kisah kita
Cinta,
dialah sang pesona
Roudhotul Ilmi,
disinilah kisah kita

                                       Karena aku bukan apa
                                       Karena aku bukan siapa
                                       Tanpa kisah dengan sejuta pesona


*teruntuk organisasiku tercinta, ramaja masjid roudhotul ilmi :)

24-3-2011
-AL-

Selasa, 22 Maret 2011

Sang Jilbaber




Bismillhirrahmanirrahim.

Dulu, aku sensitif sekali dengan nama yang satu ini. Acap kali ku temukan saat menengok buku-buku (terutama novel remaja) yang berbau-bau islam. Mungkin kata 'keren' tak sanggup menggambarkan penilaianku terhadap mereka.

Aku sempat berpkir, orang yang berjilbab besar pastilah imannya juga besar. Tapi ternyata aku salah. Tak selamanya penampilan menggambarkan arti yang sebenarnya. mereka juga punya kekurangan disamping beribu kelebihan mereka.Diawal, aku sangat kecewa saat makhluk yang satu ini melakukan sebuah kesalahan. Ternyata aku baru menyadari bahwa mereka juga manusia. bukan robot, alien atau sejenisnya. Diciptakan padanya kelebihan dan kekurangan. Tetapi apakah mereka tetap memupuk kekurangan mereka itu? disinilah bedanya. mereka takkan membiarkan akhlaqul madzmumah itu terus melekat pada diri mereka. Coba, tanyakanlah makna "fastabiqul khoirot" pada mereka!

Sabtu, 19 Maret 2011

Ketika Ikhwan dan Akhwat jatuh Cinta



Suatu ketika, dalam majelis koordinasi seorang akhwat berkata pada mas’ul dakwahnya, “Akhi, ana ga bisa lagi berinteraksi dengan akhfulan”. Suara akhwat itu bergetar. Nyata sekali menekan perasaannya. Pekan lalu, ikhwan tersebut membuat pengakuan yang membuat ana merasa risih. Afwan, terus terang juga tersinggung. Sesaat kemudian suara dibalik hijab itu mengatakan, “Ia jatuh cinta pada ana”.

Mas’ul tersebut terkejut, tapi ditekannya getar suaranya. Ia berusaha tetap tenang. “Sabar Ukhti, jangan terlalu diambil hati. Mungkin maksudnya tidak seperti yang Anti bayangkan”, Sang mas’ul mencoba menenangkan terutama untuk dirinya sendiri.

“Afwan, ana tidak menangkap maksud lain dari perkataannya. Ikhwan itu mungkin tidak pernah berpikir dampak perkataannya. Kata-kata itu membuat ana sedikit banyak merasa gagal menjaga hijab ana, gagal menjaga komitmen dan menjadi penyebab fitnah. Padahal, ana hanya berusaha menjadi bagian dari perputaran dakwah ini”, sang akhwat kini mulai tersedak terbata.

Rabu, 09 Maret 2011

The Blacky















Di suatu pagi yang cerah. Di dapur sebuah rumah.

Ummun : “Nak, di atas meja ada belanjaannya ummi, tolong kelo kuning yang di dalam kresek putih dimasukkan ke mangkuk”
Bintun   : “Iya mi. Ini di kreseknya ada tiga bungkus?”
Ummun : “Iya, itu salah satunya soto. Kamu masukin kelo kuningnya aja”
Bintun   : “Oke”(memasukkan 2 bungkus kelo kuning ke dalam mangkuk)

Beberapa menit kemudian, bintun kembali ke dapur. Merapikan barang-barang yang berserakan. Ia tengok kresek putih yang baru beberapa menit disentuhnya.

Bintun   : “Ini soto? Kok ga ada dagingnya? Ini... Masya Allah. Ummiiiiii....”
Ummun : “Apa toh mbak?”
Bintun    :”Ummi maaf. Aku salah masukin”
Ummun : “Salah masukin gimana?”

Selasa, 08 Maret 2011

Bayang-bayang Ipul


Untuk kesekian kalinya aku melihatnya, diujung kamarku. Ia kenakan pakaian yang sama seperti sebelumnya. Celana komprang dan T-shirt coklat. Seperti sebelumnya pula, ia diam. Tidak bergerak apalagi berbicara. Dan lihat! Wajahnya begitu  lusuh, sepertinya air tidak menyentuhnya berhari-hari. Kudapati bercak-bercak coklat pada pakaiannya.  Kukunya panjang dan kotor. Kulitnya kecoklatan, membuatnya semakin pantas untuk disebut ‘dekil’. Menatapnya, membuatku prihatin. Ingin rasanya kulangkahkan kaki untuk mendekatinya. Aku ingin mengenalnya. Tapi entah mengapa bulu kudukku selalu dibuatnya berdiri.

Malam-malam sebelumnya, aku membiarkannya bertengger diujung sana. Kuatupkan mata, tanpa menghiraukannya. Ditengah malam aku terjaga untuk sementara. Kulihat ia masih tetap pada tempatnya. Tetap diam. Namun saat adzan subuh berkumandang, tak kudapati lagi sosoknya. Begitu seterusnya. Ia membuatku semakin penasaran.

Senin, 07 Maret 2011

Arti Tegar

diamku tidaklah tanda bisu
ketertutupanku bukan karena tak mampu
penjagaanku tidaklah atas keterbatasnku

mencoba berdiri tegak
rasaku sesak
walau merangkak
tak ku biarkannya retak

menyongsong fajar
pahit manis ku kejar
kau ucapkan inilah ajar
akan sebuah rasa tegar

 25-02-2011
-AL-

Catatan Kecil Sang Idola




Mungkin ini sbuah kisah yang cukup melankolis. Tentang seorang gadis. Gadis biasa. Seperti remaja pada umumnya. Namun bedanya, ia belum pernah terjun dalam dunia 'indah' remaja, dunia 'merah jambu'. Apa karena dia beriman? Atau karena kepolosannya?Entahlah.  Hari-hari ia lalui seperti biasa. Baginya, tak ada sesuatu yang spesial dalam hidupnya. ketika seorang teman bercerita tentang laki-laki yg dikaguminya. Ia dengarkan seksama. Sesekali ia tanggapi dengan membulatkan mulutnya atau dengan sunggingan pada kedua ujung bibirnya. Namun dalam hati ia bertanya, "ngomong opo toh?". Ia sangat polos? Mungkin.  Saat segerombolan laki-laki lewat di dpannya, ia tundukan wjahnya. Tatapanya hanya tertuju pada tanah dan kerikil yang brada pada pijakan.Ia menjaga? Mungkin.  Oraganisasi sekolah tak di ikutinya. Ia sangat menghindari kegiatan yg menyebabkan dirinya harus berinteraksi dengan makhluk turunan adam itu.  Hingga suatu saat. Dia datang.

Seorang laki-laki, sang gadis menyebutnya 'ikhwan'. Terbesit perasaan aneh pada hati sang gadis. Saat melihatnya berjalan. Saat mendengar lantunan adzannya. Saat melihat prestasi2 yg diraihnya. Ia berusaha mengusir perasaan aneh itu. Namun tak kunjung pergi. Bahkan, ia merasakan kenyamanan akan perasaanya itu.  Sedikit demi sedikit ia dapatkan informasi tentang sang ikhwan dan sedikit demi sedikit pula perasaannya itu semakin bertambah.Dalam diam, sang gadis mengagumi ikhwan itu.  Sang waktu telah mendekatkan gadis dengan ikhwan tersebut. Mereka dekat. Layaknya sahabat. Ditengah kedekatan mereka, hatipun angkat bicara. Virus merah jambu yang tak pernah menyerangnya itu, perlahan tumbuh pada hati sang gadis. Kini ia telah jatuh. Hatinya jatuh pada sang ikhwan.  Apa sang gadis meminta ikhwan tuk menjdi kekasihnya? Oh, tentu saja tidak. Ia masih ingat. Ia ingin menjaga. Walaupun penjagaannya itu tak seketat dahulu kala. Namun ternyata sang ikhwan hanya menginginkan sosok akhwat. Rasa cintanya kini merajalela. Hingga membuat tekadnya tuk menjadi sosok akhwat. Seperti yang di inginkan sang ikhwan.   Ia suka apa yg ikhwan suka.Ia kerjakan apa yg ikhwan kerjakan.  Tak terasa. Sang gadis mulai merasakan perubahan. Perubahan besar pada prestasi juga pada keadaan hatinya.   Sejarah. Ah, itu plajaran yang paling ia benci. Namun dg 'sihir' dari sang ikhwan, ia mulai menyukai plajaran itu. Sang ikhwan brkata, 'kalau pakai jilbab sampai nutupin dada'. Sejak itu, jilbab-jilbab pendek mulai ia tinggalkan. bahkan ia mulai suka menggunakan gamis. Beberapa kali sang ikhwan mengirimkan sms di pagi hari, membangunkan gadis untuk bertemu dengan Rabb pada tahajudnya. Sejak itu pula tahajud menjadi ibadah yang hampir rutin ia kerjakan. Ternyata perubahan tidak hanya pada prestasinya saja, namun juga perubahan pula pada hatinya. Siapa sangka, saat ia sujud di hadapan Sang Khalik, tersiratlah bayangan wajah ikhwan. Saat bait alquran ia lantunkan, tergambar wajah ikhwan pada mushaf yang dibacanya. Sedikit merasa bersalah. Namun segera ia tepis. 'yang penting sekarang aku kan sudah brubah jadi baik', batinnya. Hari-hari ia lalui dengan sang idola barunya. Hingga tibalah saat itu.Saat dmana kesalah pahaman trjadi. Sang ikhwan menjahui gadis karena sesuatu. Sdangkan gadis salah paham tentang hal iitu. Akhirnya perang dingin pun terjadi.Diantara mereka terputuslah komunikasi. Sebulan kemudian. Gadis merasa brsalah. Ia minta maaf pada ikhwan. Namun siapa sangka, ikhwan menolak mentah-mentah permintaan maaf dari gadis. Gadis merasa sedih. Amat sedih. Brkali-kali ia ucapkan maaf kpada sang ikhwan. Namun tak sedikitpun diacuhkannya. Doa. Hanyalah itu yang dilakukannya. Ia berdoa, agar sang ikhwan membukakan pintu maaf untuknya. Manusia berusaha, namun Allahlah yg berkehendak.
Tak terasa telah menginjak 1 semester. Namun kontak tak sdikitpun terjalin antara ikhwan dan gadis. Kata maaf dari sang gadis jg blm diacuhkan oleh ikhwan. Gadis mungkin merasa kesal. Ia ingin membalaskan dendamnya. Dendam seperti apa? Si gadis memang tidak memiliki otak yang pintar, tetapi ia berhati pintar. Ia membalaskan dendamnya dengan cara benar-benar berubah untuk menjadi sosok akhwat. Bukan. Bukan karena keinginan sang ikhwan akan seorang akhwat. Bahkan ia berusaha melupakan masa lalunya itu. Tetapi ini adalah keinginan dari sang gadis sendiri. perubahannya mulai terlihat jelas. Beberapa tokoh muslimah ia jadikan idolanya. Khadijah, aisyah, fatimah, asma, ummu kulsum, sungguh ia ingin sekali bsa mencontoh mereka. Ia merasa, kini hatinya mulai terbuka. Suatu sore, sang gadis yg sedang berjalan-jalan tak sngaja bertmu denga teman lamanya. Mereka berbincang-bincang. Melepas kerinduan. Tak kan ia biarkan air mata itu jatuh lebih banyak lagi. Begitu pula dengan perasaannya.
Ah, harusnya ia bersukur. Dengan kejadian ini ia bisa melupakan sang ikhwan. Harusnya Hilangnya kbaikan idolanya itu menjadi hilangnya cinta yg telah tumbuh di hatinya. Mengapa gadis baru menyadarinya?!
Dalam gelap malam ia curahkan sgalanya pada Tuhan Semesta Alam. Aliran darah itu terasa mengalir di punggungnya menuju saraf2 kepala saat sujud ia persembahkan kepadaNYA. Tahmid ia lantunkan.Subhanallah. Betapa besar karuniaMU. Tiada yg mengetahui kapan Kau turunkan nikmat untuk hamba2MU.
Malam itu, ia berjanji. AKU BENAR2 INGIN MENJADI MUSLIMAH, insya Allah.Kini air mata itu tumpah lagi. Tak hanya 1 tetes. Beberapa tetes. Bahkan banyak tetes air mata yang membasahi pipinya.Mukenah hijau itu basah oleh air mata.

'Anugrah yg terindah yg kini ku anggapAdalah saat diriku mulai berubahAnugrah yg terindah yg kini ku anggapSaat ku mulai sebuah hidup yg baru'Alunan lagu anita temani tidur malamnya.
The end
gresik, 30 Desember 2010, 07.50..IR. 29-12-10-AL- 


Untuk Pak Presiden


Assalamualaikum Warahmatullahi wa barakaatuh

Dear Pak Presiden Fillah


Apa kabar pak presiden?
semoga anda sedang baik-baik saja.
tidak dalam keadaan sakit lahir batin.
dan senatiasa berada dalam lindungan Allah.

pada keempatan kali ini, dengan hormat saya  mohon izinkan saya untuk menuliskan surat ini untuk anda.

pak, bapak pusing engga si, mikirin negeri ini?
banyak kasus; korupsi, bencana alam, kemiskinan, pertikaian, ketidak adilan, penganiayaan, dan masih banyak lagi yang saya tidak tahu.
aku kasihan sama pak presiden.
sungguh.