Selasa, 08 Maret 2011

Bayang-bayang Ipul


Untuk kesekian kalinya aku melihatnya, diujung kamarku. Ia kenakan pakaian yang sama seperti sebelumnya. Celana komprang dan T-shirt coklat. Seperti sebelumnya pula, ia diam. Tidak bergerak apalagi berbicara. Dan lihat! Wajahnya begitu  lusuh, sepertinya air tidak menyentuhnya berhari-hari. Kudapati bercak-bercak coklat pada pakaiannya.  Kukunya panjang dan kotor. Kulitnya kecoklatan, membuatnya semakin pantas untuk disebut ‘dekil’. Menatapnya, membuatku prihatin. Ingin rasanya kulangkahkan kaki untuk mendekatinya. Aku ingin mengenalnya. Tapi entah mengapa bulu kudukku selalu dibuatnya berdiri.

Malam-malam sebelumnya, aku membiarkannya bertengger diujung sana. Kuatupkan mata, tanpa menghiraukannya. Ditengah malam aku terjaga untuk sementara. Kulihat ia masih tetap pada tempatnya. Tetap diam. Namun saat adzan subuh berkumandang, tak kudapati lagi sosoknya. Begitu seterusnya. Ia membuatku semakin penasaran.