Mungkin ini sbuah kisah yang cukup melankolis. Tentang seorang gadis. Gadis biasa. Seperti remaja pada umumnya. Namun bedanya, ia belum pernah terjun dalam dunia 'indah' remaja, dunia 'merah jambu'. Apa karena dia beriman? Atau karena kepolosannya?Entahlah. Hari-hari ia lalui seperti biasa. Baginya, tak ada sesuatu yang spesial dalam hidupnya. ketika seorang teman bercerita tentang laki-laki yg dikaguminya. Ia dengarkan seksama. Sesekali ia tanggapi dengan membulatkan mulutnya atau dengan sunggingan pada kedua ujung bibirnya. Namun dalam hati ia bertanya, "ngomong opo toh?". Ia sangat polos? Mungkin. Saat segerombolan laki-laki lewat di dpannya, ia tundukan wjahnya. Tatapanya hanya tertuju pada tanah dan kerikil yang brada pada pijakan.Ia menjaga? Mungkin. Oraganisasi sekolah tak di ikutinya. Ia sangat menghindari kegiatan yg menyebabkan dirinya harus berinteraksi dengan makhluk turunan adam itu. Hingga suatu saat. Dia datang.
Seorang
laki-laki, sang gadis menyebutnya 'ikhwan'. Terbesit perasaan aneh pada
hati sang gadis. Saat melihatnya berjalan. Saat mendengar lantunan
adzannya. Saat melihat prestasi2 yg diraihnya. Ia berusaha mengusir
perasaan aneh itu. Namun tak kunjung pergi. Bahkan, ia merasakan
kenyamanan akan perasaanya itu. Sedikit demi sedikit ia dapatkan
informasi tentang sang ikhwan dan sedikit demi sedikit pula perasaannya itu
semakin bertambah.Dalam diam, sang gadis mengagumi ikhwan itu. Sang
waktu telah mendekatkan gadis dengan ikhwan tersebut. Mereka dekat.
Layaknya sahabat. Ditengah kedekatan mereka, hatipun angkat bicara. Virus
merah jambu yang tak pernah menyerangnya itu, perlahan tumbuh pada hati
sang gadis. Kini ia telah jatuh. Hatinya jatuh pada sang ikhwan. Apa
sang gadis meminta ikhwan tuk menjdi kekasihnya? Oh, tentu saja
tidak. Ia masih ingat. Ia ingin menjaga. Walaupun penjagaannya itu tak
seketat dahulu kala. Namun ternyata sang ikhwan hanya menginginkan sosok
akhwat. Rasa cintanya kini merajalela. Hingga membuat tekadnya tuk menjadi
sosok akhwat. Seperti yang di inginkan sang ikhwan. Ia suka
apa yg ikhwan suka.Ia kerjakan apa yg ikhwan kerjakan. Tak terasa.
Sang gadis mulai merasakan perubahan. Perubahan besar pada prestasi juga pada
keadaan hatinya. Sejarah. Ah, itu plajaran yang paling ia
benci. Namun dg 'sihir' dari sang ikhwan, ia mulai menyukai plajaran
itu. Sang ikhwan brkata, 'kalau pakai jilbab sampai nutupin
dada'. Sejak itu, jilbab-jilbab pendek mulai ia tinggalkan. bahkan ia
mulai suka menggunakan gamis. Beberapa kali sang ikhwan mengirimkan sms di
pagi hari, membangunkan gadis untuk bertemu dengan Rabb pada
tahajudnya. Sejak itu pula tahajud menjadi ibadah yang hampir rutin ia
kerjakan. Ternyata perubahan tidak hanya pada prestasinya saja, namun juga
perubahan pula pada hatinya. Siapa sangka, saat ia sujud di hadapan Sang
Khalik, tersiratlah bayangan wajah ikhwan. Saat bait alquran ia lantunkan,
tergambar wajah ikhwan pada mushaf yang dibacanya. Sedikit merasa
bersalah. Namun segera ia tepis. 'yang penting sekarang aku kan sudah brubah
jadi baik', batinnya. Hari-hari ia lalui dengan sang idola barunya. Hingga
tibalah saat itu.Saat dmana kesalah pahaman trjadi. Sang ikhwan menjahui gadis
karena sesuatu. Sdangkan gadis salah paham tentang hal iitu. Akhirnya
perang dingin pun terjadi.Diantara mereka terputuslah komunikasi. Sebulan
kemudian. Gadis merasa brsalah. Ia minta maaf pada ikhwan. Namun siapa
sangka, ikhwan menolak mentah-mentah permintaan maaf dari gadis. Gadis merasa
sedih. Amat sedih. Brkali-kali ia ucapkan maaf kpada sang ikhwan. Namun
tak sedikitpun diacuhkannya. Doa. Hanyalah itu yang dilakukannya. Ia
berdoa, agar sang ikhwan membukakan pintu maaf untuknya. Manusia berusaha,
namun Allahlah yg berkehendak.
Tak terasa
telah menginjak 1 semester. Namun kontak tak sdikitpun terjalin antara
ikhwan dan gadis. Kata maaf dari sang gadis jg blm diacuhkan oleh
ikhwan. Gadis mungkin merasa kesal. Ia ingin membalaskan dendamnya. Dendam
seperti apa? Si gadis memang tidak memiliki otak yang pintar, tetapi ia berhati
pintar. Ia membalaskan dendamnya dengan cara benar-benar berubah untuk menjadi
sosok akhwat. Bukan. Bukan karena keinginan sang ikhwan akan seorang akhwat.
Bahkan ia berusaha melupakan masa lalunya itu. Tetapi ini adalah keinginan
dari sang gadis sendiri. perubahannya mulai terlihat jelas. Beberapa tokoh
muslimah ia jadikan idolanya. Khadijah, aisyah, fatimah, asma, ummu kulsum,
sungguh ia ingin sekali bsa mencontoh mereka. Ia merasa, kini hatinya mulai
terbuka. Suatu sore, sang gadis yg sedang berjalan-jalan tak sngaja
bertmu denga teman lamanya. Mereka berbincang-bincang. Melepas
kerinduan. Tak kan ia biarkan air mata itu
jatuh lebih banyak lagi. Begitu pula dengan perasaannya.
Ah, harusnya ia bersukur. Dengan kejadian ini ia bisa melupakan sang
ikhwan. Harusnya Hilangnya kbaikan idolanya itu menjadi hilangnya cinta yg
telah tumbuh di hatinya. Mengapa gadis baru menyadarinya?!
Dalam gelap malam ia curahkan sgalanya pada Tuhan Semesta Alam. Aliran
darah itu terasa mengalir di punggungnya menuju saraf2 kepala saat sujud ia
persembahkan kepadaNYA. Tahmid ia lantunkan.Subhanallah. Betapa besar
karuniaMU. Tiada yg mengetahui kapan Kau turunkan nikmat untuk hamba2MU.
Malam itu, ia berjanji. AKU BENAR2 INGIN MENJADI MUSLIMAH, insya Allah.Kini
air mata itu tumpah lagi. Tak hanya 1 tetes. Beberapa tetes. Bahkan banyak
tetes air mata yang membasahi pipinya.Mukenah hijau itu basah oleh air mata.
'Anugrah yg terindah yg kini ku anggapAdalah saat diriku mulai berubahAnugrah yg terindah yg kini ku anggapSaat ku mulai sebuah hidup yg baru'Alunan lagu anita temani tidur malamnya.
The end
gresik, 30 Desember 2010, 07.50..IR. 29-12-10-AL-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar