Rabu, 02 November 2011

Sedih


            Membahas sedikit curhatan saya tentang suatu perasaan yang pasti dirasakan oleh setiap manisia. Sedih.


Seperti apa yang saya rasakan suatu hari. Ya, saat itu saya sedang sedih. Sedih, sedih sekali. Saya sedih dengan sesuatu-sesuatu yang tengah menimpa saya. Rasa sedih saya menjadikan timbulnya keinginan-keinginan negatif. Saya ingin marah. Keinginan untuk berputus asapun menghantui saya. Tidak menyalahkan kodrat saya sebagai perempuan, tapi menangis adalah salah satu hal yang sering lakukan untuk mengobati rasa sedih saya. Tidak satu dua kali saya menangis. Jadwal menangis saya saat itu melebihi jadwal makan saya. Saat memejamkan matapun saya meneteskan airmata. Mata sering terlihat merah dan benjol, teman-teman menanyakan keadaan saya. Saya hanya mengatakan keadaan saya kepada sebagian teman-teman saya itu, namun tidak bercerita tentang akar permasalahan saya. Namun dengan cara menangis dan bercerita pada orang asing tidak mampu menyelesaikan masalah saya.

Sedih, pasti setiap manusia pernah merasakannya. Terhadap perasaan terebut, tanggapannya pun bermacam-macam. Ada tipe orang yang terus melarutkan diri dengan kesedihannya dan ada juga tipe orang yang mengupayakan diri untuk segera menghilangkan rasa sedihnya dengan mencari kebahagiaan.

Disamping itu, upaya untuk memperoleh obat kesediahan(kebahagiaan, red)-pun bermacam-macam pula. Ada orang yang mampu mengatasi kesedihannya dengan cara menangis terus-menerus, setelah puas menangis, hilanglah rasa sedih dengan sendirinya. Ada orang yang mengatasi kesedihannya dengan tanggapan yang melankolis seperti menulis buku harian atau mengekspresikan perasaannya dengan puisi-puisi, lambat laun kesedihannya akan terobati. Ada tipe orang yang tidak mampu menahan rasa sedihnya sendiri dan akhirnya rasa sedihnya itu ia curahkan pada seseorang yang ia percayai. Ada pula tipe orang yang berusaha menanyakan solusi atas kesedihannya pada orang lain, menceritakan apa yang ia alami dengan menyembunyikan identitasnya sebagai pelaku dari kisah yang ia ceritakan. Ada juga orang yang benar-benar menyembunyikan rasa sedihnya dan mencari mencari solusi dengan usahanya sendiri, dengan membaca buku seperti buku "LA TAHZAN " Dr Aidh AlQArni, buku-buku sukses, bisa juga dengan mendengarkan sesuatu yang menentramkan sanubari seperti musik, murattal, atau mendengarkan ceramah.

Hingga beberapa hari yang lalu, di tengah kesedihan saya, saya melakukan kebiasaan saya ketika larut dalam dunia maya. Saya baca artikel-artkel yang ada di web favorit saya http://www.fimadani.com/, http://www.dakwatuna.com/, http://www.eramuslim.com/ dan beberapa website lainnya. Saya juga membaca ulang tulisan yang ada di blog saya http://rafidahaddini.blogspot.com/ dan note fb saya. Serta buku catatan kecil yang berisi kutipan kalimat-kalimatnya super dari beberapa orang, saya muraja’ahi kembali. Salah duanya adalah kalimat di bawah ini:

‎"Barang siapa menjadikan dunia sebagai ambisinya, maka Allah akan mencerai-beraikn urusannya & Allah akan menjadikan kemiskinan menghantui kedua matanya.Tidaklah ia akan mendapatkan dunia kecuali apa yg telah di tetapkn baginya.Dan barang siapa menjadikan akhirat sbg niatannya,amk Allah akan menyatukn urusannya & membuatnya kaya hati & ia akan di beri dunia sekalipun dunia memaksanya."(HR Ibnu Majah).

“Jangan sekali-kali engkau meremehkan suatu perbuatan baik walau hanya menyambut saudaramu dengan senyuman(HR Muslim)”

Ternyata dengan cara seperti itu rasa sedih saya perlan-lahan surut dan solotan api semangat saya mulai nampak.

            Lalu, bagaimana caramu menyembuhkan kesedihanmu? Semoga kegiatan-kegiatan positiflah yang mampu menentramkan hatimu.

            ”Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du ayat 28)


Catatan kecil:
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Doa orang yang sedang menderita (kesedihan yang mendalam) ialah:

 “Ya Allah, RahmatMu aku harapkan, janganlah Engkau serahkan segala urusanku kepada diriku sendiri walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku, tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau.” (HR Abu Dawud)


Sumber:

Tidak ada komentar: