Senin, 07 Maret 2011

Arti Tegar

diamku tidaklah tanda bisu
ketertutupanku bukan karena tak mampu
penjagaanku tidaklah atas keterbatasnku

mencoba berdiri tegak
rasaku sesak
walau merangkak
tak ku biarkannya retak

menyongsong fajar
pahit manis ku kejar
kau ucapkan inilah ajar
akan sebuah rasa tegar

 25-02-2011
-AL-

Catatan Kecil Sang Idola




Mungkin ini sbuah kisah yang cukup melankolis. Tentang seorang gadis. Gadis biasa. Seperti remaja pada umumnya. Namun bedanya, ia belum pernah terjun dalam dunia 'indah' remaja, dunia 'merah jambu'. Apa karena dia beriman? Atau karena kepolosannya?Entahlah.  Hari-hari ia lalui seperti biasa. Baginya, tak ada sesuatu yang spesial dalam hidupnya. ketika seorang teman bercerita tentang laki-laki yg dikaguminya. Ia dengarkan seksama. Sesekali ia tanggapi dengan membulatkan mulutnya atau dengan sunggingan pada kedua ujung bibirnya. Namun dalam hati ia bertanya, "ngomong opo toh?". Ia sangat polos? Mungkin.  Saat segerombolan laki-laki lewat di dpannya, ia tundukan wjahnya. Tatapanya hanya tertuju pada tanah dan kerikil yang brada pada pijakan.Ia menjaga? Mungkin.  Oraganisasi sekolah tak di ikutinya. Ia sangat menghindari kegiatan yg menyebabkan dirinya harus berinteraksi dengan makhluk turunan adam itu.  Hingga suatu saat. Dia datang.

Seorang laki-laki, sang gadis menyebutnya 'ikhwan'. Terbesit perasaan aneh pada hati sang gadis. Saat melihatnya berjalan. Saat mendengar lantunan adzannya. Saat melihat prestasi2 yg diraihnya. Ia berusaha mengusir perasaan aneh itu. Namun tak kunjung pergi. Bahkan, ia merasakan kenyamanan akan perasaanya itu.  Sedikit demi sedikit ia dapatkan informasi tentang sang ikhwan dan sedikit demi sedikit pula perasaannya itu semakin bertambah.Dalam diam, sang gadis mengagumi ikhwan itu.  Sang waktu telah mendekatkan gadis dengan ikhwan tersebut. Mereka dekat. Layaknya sahabat. Ditengah kedekatan mereka, hatipun angkat bicara. Virus merah jambu yang tak pernah menyerangnya itu, perlahan tumbuh pada hati sang gadis. Kini ia telah jatuh. Hatinya jatuh pada sang ikhwan.  Apa sang gadis meminta ikhwan tuk menjdi kekasihnya? Oh, tentu saja tidak. Ia masih ingat. Ia ingin menjaga. Walaupun penjagaannya itu tak seketat dahulu kala. Namun ternyata sang ikhwan hanya menginginkan sosok akhwat. Rasa cintanya kini merajalela. Hingga membuat tekadnya tuk menjadi sosok akhwat. Seperti yang di inginkan sang ikhwan.   Ia suka apa yg ikhwan suka.Ia kerjakan apa yg ikhwan kerjakan.  Tak terasa. Sang gadis mulai merasakan perubahan. Perubahan besar pada prestasi juga pada keadaan hatinya.   Sejarah. Ah, itu plajaran yang paling ia benci. Namun dg 'sihir' dari sang ikhwan, ia mulai menyukai plajaran itu. Sang ikhwan brkata, 'kalau pakai jilbab sampai nutupin dada'. Sejak itu, jilbab-jilbab pendek mulai ia tinggalkan. bahkan ia mulai suka menggunakan gamis. Beberapa kali sang ikhwan mengirimkan sms di pagi hari, membangunkan gadis untuk bertemu dengan Rabb pada tahajudnya. Sejak itu pula tahajud menjadi ibadah yang hampir rutin ia kerjakan. Ternyata perubahan tidak hanya pada prestasinya saja, namun juga perubahan pula pada hatinya. Siapa sangka, saat ia sujud di hadapan Sang Khalik, tersiratlah bayangan wajah ikhwan. Saat bait alquran ia lantunkan, tergambar wajah ikhwan pada mushaf yang dibacanya. Sedikit merasa bersalah. Namun segera ia tepis. 'yang penting sekarang aku kan sudah brubah jadi baik', batinnya. Hari-hari ia lalui dengan sang idola barunya. Hingga tibalah saat itu.Saat dmana kesalah pahaman trjadi. Sang ikhwan menjahui gadis karena sesuatu. Sdangkan gadis salah paham tentang hal iitu. Akhirnya perang dingin pun terjadi.Diantara mereka terputuslah komunikasi. Sebulan kemudian. Gadis merasa brsalah. Ia minta maaf pada ikhwan. Namun siapa sangka, ikhwan menolak mentah-mentah permintaan maaf dari gadis. Gadis merasa sedih. Amat sedih. Brkali-kali ia ucapkan maaf kpada sang ikhwan. Namun tak sedikitpun diacuhkannya. Doa. Hanyalah itu yang dilakukannya. Ia berdoa, agar sang ikhwan membukakan pintu maaf untuknya. Manusia berusaha, namun Allahlah yg berkehendak.
Tak terasa telah menginjak 1 semester. Namun kontak tak sdikitpun terjalin antara ikhwan dan gadis. Kata maaf dari sang gadis jg blm diacuhkan oleh ikhwan. Gadis mungkin merasa kesal. Ia ingin membalaskan dendamnya. Dendam seperti apa? Si gadis memang tidak memiliki otak yang pintar, tetapi ia berhati pintar. Ia membalaskan dendamnya dengan cara benar-benar berubah untuk menjadi sosok akhwat. Bukan. Bukan karena keinginan sang ikhwan akan seorang akhwat. Bahkan ia berusaha melupakan masa lalunya itu. Tetapi ini adalah keinginan dari sang gadis sendiri. perubahannya mulai terlihat jelas. Beberapa tokoh muslimah ia jadikan idolanya. Khadijah, aisyah, fatimah, asma, ummu kulsum, sungguh ia ingin sekali bsa mencontoh mereka. Ia merasa, kini hatinya mulai terbuka. Suatu sore, sang gadis yg sedang berjalan-jalan tak sngaja bertmu denga teman lamanya. Mereka berbincang-bincang. Melepas kerinduan. Tak kan ia biarkan air mata itu jatuh lebih banyak lagi. Begitu pula dengan perasaannya.
Ah, harusnya ia bersukur. Dengan kejadian ini ia bisa melupakan sang ikhwan. Harusnya Hilangnya kbaikan idolanya itu menjadi hilangnya cinta yg telah tumbuh di hatinya. Mengapa gadis baru menyadarinya?!
Dalam gelap malam ia curahkan sgalanya pada Tuhan Semesta Alam. Aliran darah itu terasa mengalir di punggungnya menuju saraf2 kepala saat sujud ia persembahkan kepadaNYA. Tahmid ia lantunkan.Subhanallah. Betapa besar karuniaMU. Tiada yg mengetahui kapan Kau turunkan nikmat untuk hamba2MU.
Malam itu, ia berjanji. AKU BENAR2 INGIN MENJADI MUSLIMAH, insya Allah.Kini air mata itu tumpah lagi. Tak hanya 1 tetes. Beberapa tetes. Bahkan banyak tetes air mata yang membasahi pipinya.Mukenah hijau itu basah oleh air mata.

'Anugrah yg terindah yg kini ku anggapAdalah saat diriku mulai berubahAnugrah yg terindah yg kini ku anggapSaat ku mulai sebuah hidup yg baru'Alunan lagu anita temani tidur malamnya.
The end
gresik, 30 Desember 2010, 07.50..IR. 29-12-10-AL- 


Untuk Pak Presiden


Assalamualaikum Warahmatullahi wa barakaatuh

Dear Pak Presiden Fillah


Apa kabar pak presiden?
semoga anda sedang baik-baik saja.
tidak dalam keadaan sakit lahir batin.
dan senatiasa berada dalam lindungan Allah.

pada keempatan kali ini, dengan hormat saya  mohon izinkan saya untuk menuliskan surat ini untuk anda.

pak, bapak pusing engga si, mikirin negeri ini?
banyak kasus; korupsi, bencana alam, kemiskinan, pertikaian, ketidak adilan, penganiayaan, dan masih banyak lagi yang saya tidak tahu.
aku kasihan sama pak presiden.
sungguh.