Kamis, 22 Maret 2012

Surat Ajaib


7 Juli 2011
Kutemukan sebuah bingkisan balok imut di atas rak buku Sekretariat Remas RU. Menyentuhnya sebentar, lalu bertanya pada sekitar, "mbak, mas, ini apa?". Hening. Seperti tidak tahu-menahu. Ku biarkan benda itu bertengger di tempatnya semula. Kupikir itu milik seseorang untuk di hadiahkan yang sedang dititipkan sebentar di sekret.


9 juli 2012
Di tempat yang sama, seorang kakak kelas menyentuh barang imut tersebut. "He rek, ga onok sing mbuka ta iki? Tak buka yo". Aku yang mudah penasaran segara mendekat. "Itu dari siapa buat siapa mbak?"
tanyaku sembari memperhatikan tangannya merobek bungkus balok tersebut. "Dari anak Bandung, di titipin mbak Latin kemarin. Buat Remas kayaknya". Dugaanku benar.


Dua buah mushaf terjemahan berwarna coklat. Aku segera menduga siapa pemberinya. Mengingat sosok yang peduli dengan rak Qur'an di dalam masjid(yang  koleksian dan pembacanya semakin menipis). Tapi bukan itu yang menggugah perhatianku, melainkan selembar kartu ucapan yang terselip di dalamnya.



Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Remas.
Apa kabar hati? masihkah ia embun, menunduk tawadhu' dipucuk2 daun. Masihkah ia karang, berdiri tegar di gelombang ujian. Apa kabar sahabatku, semoga Alllah senantiasa menjaga dirimu, hatimu dan imanmu....
Selamat menunaikan Ibadah UAS ya. (UAS  juag iabadah lo :) )


UAS TELAH TIBA

Naik-naik nilaiku naik
Dakwahpun jadi baik
Raih-raih nilai tertinggi
Gapai ridho Ilahi

Kiri kanan banyak godaan
Mari kuatkan iman
Tiap hari banyak ujian
Sambut dengan senyuman

Laa haulaa walaa quwwata illaa billah



Aku tersenyum setelah membacanya. Segera kuabadikannya dengan kamera ponselku sebelum kertas itu rusak di tangan jahil teman-teman. Gambarnya kusimpan.

Sebuah keajaiban, UAS semester dua kulalui dengan penuh semangat. Sebuah doa dalam pantun tersebut benar adanya, nilaiku naik. Alhamdulillah.

Setelah aku duduk di bangku yang lebih tinggi, sebuah momen memintakuku untuk membuat undangan yang ditujukan para adik kelas. Adik kelas baru. Ku buat undangan yang berbeda dari biasanya. Ku buat semenarik mungkin. Namun saat menuliskan kalimat pembuka pada undangan tersebut, rasanya aku mengingat sesuatu. Ya, aku mengingat kalimat pembuka pada surat yang pernah kubaca bulan lalu. "Apa kabar hati? masihkah ia embun, menunduk tawadhu' dipucuk2 daun. Masihkah ia karang, berdiri tegar di gelombang ujian. Apa kabar sahabatku, semoga Alllah senantiasa menjaga dirimu, hatimu dan imanmu....". Ku jadikan kalimat tersebut sebagai kalimat pembuka pada undanganku.

Keajaiban kedua, acara tersebut di hadiri oleh 90% lebih adik kelas yang ku undang. Dan sejak saat itu kalimat pembuka tersebut sering di gunakan oleh teman-teman sebagai kalimat pembuka pada undangan non formal.

Beberapa hari setelah membaca "surat ajaib" itu, ku temukan surat tersebut dalam keadaan robek. 


Terimakasih untukmu, kakak pemberi surat ajaib :)

Tidak ada komentar: